7 Ciri Unik Tari Saman yang Perlu Diketahui Pernahkah kamu melihat pertunjukan tarian tradisional khas Aceh yang ditarikan oleh sekelompok wanita yang duduk berbaris dan menyebutnya sebagai Tari Saman? Atau apakah ketika SMP/SMA dulu kamu pernah ikut ekstrakulikuler Tari Saman? Ternyata tari tersebut bukanlah Tari Saman yang sebenarnya. Masih banyak orang yang salah presepsi mengenai tari saman. Padahal tarian ini merupakan salah satu Intangible Culture Heritage of Humanity warisan budaya umat manusia yang tidak berwujud yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 24 November 2011. Tari Saman pada GBA Gelar Budaya Aceh 2015 Tari Saman adalah tarian tradisional khas Suku Gayo Lues dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dalam buku Tari Saman yang disusun oleh Ridhwan Abd Salam, banyak versi asal usul Tari Saman dan nama Saman, mulai dari gerakan yang diciptakan 7 anak raja, hingga tarian yang diciptakan oleh Syeikh Saman yang menyebarkan agama islam di Gayo Lues. Saya merekomendasikan buku ini bagi yang ingin mengetahui lebih dalam soal Tari Saman. Di dalamnya juga dibahas mengenai saman yang dipertandingkan saman jalu, filosofi Tari Saman, hingga syair Tari saman dalam Bahasa Gayo dan artinya. Ada beberapa ciri utama tari saman 1. Wajib Ditarikan oleh Laki-Laki Di Suku Gayo, hanya kaum adam yang boleh menarikan Tari Saman. Gerakan-gerakan pada tarian ini melibatkan memukul dada dengan cepat dan keras, sehingga secara fitrah dan kodrat perempuan tidak mungkin memukul dada dengan keras untuk mengeluarkan suara yang nyaring. Tarian ini juga tidak boleh ditampilkan duduk berselang-seling antara pria dan wanita. Jadi tarian tradisional Aceh yang sama-sama berbaris namun ditarikan oleh wanita itu bukanlah Tari Saman, bisa jadi tarian tersebut adalah Ratoh Duek, Ratoh Jaroe atau Rateb Meuseukat. 2. Jumlah Penari Harus Ganjil Syarat sah lainnya adalah jumlah penari harus ganjil, misalnya 11 orang. Bisa juga ditambah menjadi 13, 15, 17, 19 dan seterusnya disesuaikan dengan kondisi tempat dan keperluan. 3. Menggunakan Bahasa Daerah Gayo Syair-syair penuh makna dalam tarian ini dibawakan dalam bahasa Gayo. Bahasa Gayo berbeda dengan bahasa Aceh, bahkan orang Aceh sendiri banyak yang tidak memahami bahasa ini. Syair pengiring yang dibawakan bernuansa islami dan sarat akan pesan dakwah. Isi dari nyanyian biasanya diawali dengan salam serta penghambaan kepada Allah SWT dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW, dilanjutkan dengan penghayatan nilai-nilai agama dan pesan-pesan untuk kemajuan Contoh syair Tari Saman adalah sebagai berikut Iye kubalik berbalik gelap urum terang Uren urum sidang Si munamat punce ha e he Allah hu Mat jari mule kite, ku ko ara dosaku Mat jari kite miyem apus ntuhen nge dosate Silih berganti gelap dengan terang Yang mengendalikannya adalah Allah Mari kita bersalaman, untuk saling memaafkan Bersalaman hangat, agar Tuhan hapus dosa 4. Gerakan Ditarikan tanpa Jeda Pada beberapa tarian khas Aceh, seringkali setiap selesai satu lagu atau gerakan penari akan diam sejenak selama beberapa detik. Pada Tari Saman, dari awal penari tidak akan berhenti. Akan ada beberapa kali gerakan kosong gerakan saja tanpa ada syair, namun tidak ada jeda antara gerakan kosong dan gerakan yang ada syairnya. Menurut Saya transisi antar gerakannya terlihat mulus dan tidak kaku. 5. Para Penari Memakai Pakaian Adat Gayo Untuk dapat menarikan Tari Saman, pakaian wajibnya adalah pakaian tradisional khas Suku Gayo. Kostum yang digunakan menutup aurat. Satu set pakaian ini terdiri dari baju kantong baju berbordir dengan motif yang bernama kerawang, suel naru celana panjang motif kerawang, pawak sejenis kain sarung sebatas lutut yang berbordir, dan aksesoris lain seperti ikat tangan dan topi berbentuk melingkar. Bagain pernak-pernik pada dada membuat gerakan memukul dada dengan tangan terdengar nyaring dan tebal. 6. Pemimpin Tari Berada dalam Satu Barisan Berbeda dengan tarian tradisional khas Aceh lain seperti Ratoh Duek, Rateb Meuseukat, Tarek Pukat, Rapa’i Geleng dan Likok Pulo yang biasanya syeikh yang memimpin lagu berada di luar barisan, pada Tari Saman, sang pemimpin syair, biasa disebut pengangkat, berada di tengah barisan sambil duduk. 7. Tidak Menggunakan Alat Musik Tari Saman tidak menggunakan alat musik sama sekali. Bunyi-bunyi yang muncul hanya berasal dari suara mulut, jentikan jari, tepuk tangan dan tepukan tangan ke anggota tubuh lainnya. Hal ini berbeda dengan tarian tradisional Aceh lain yang menggunakan Rapa’i sejenis rebana dan Serune Kalee alat musik tiup mirip seruling. Oleh karena itu, tidak diperlukan alat rekaman untuk menarikan tarian ini. Itulah 7 ciri khusus yang membedakan Tari Saman dengan tarian lainnya. Setelah membaca artikel ini, sekarang kita jadi dapat membedakan Tari Saman dengan Tari lainnya. Kawan-kawan juga tidak perlu sungkan untuk membagian artikel ini agar lebih banyak orang teredukasi dan tidak salah paham mengenai Tari Saman Agar dapat lebih kenal dengan Tari Saman, yuk cek video tarian ini yang ditampilkan pada acara Gelar Budaya Aceh, sebuah pagelaran tahunan UKA Unit Kebudayaan Aceh ITB yang diadakan di Bandung. Video yang dimaksud dapat dilihat pada tautan berikut.
Senjatatradisional ini merupakan peninggalan nenek moyang masyarakat di daerahnya yang memiliki sejarah dan telah melekat secara turun turun. 1) Kesenian tradisional Tari Piring. 2) Kesenian tradisional Tari Saman. 3) Makanan khas Rendang. 4) Senjata tradisional Karambit. 5) Senjata tradisional Mandau. Ciri suku bangsa Minangkabau ditunjukan
Ciri Khas Unik Dari Sulaman Gayo – 1 KERAJINAN MOTIV KERAWANG GAYO Kecamatan Bebesen KABUPATEN ACEH TAHUN O L E H NAMA SARI NAULI SINAGA 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PROGRAM STUDI STUDI ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN 6 KATA PENGANTAR Penulis mengakhiri skripsi ini dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya. Artis akan selalu ingat untuk berterima kasih atas semua perlindungan dan bantuan yang Anda berikan padanya selama menyelesaikan tugas ini. Dalam perjalanan panjang penelitian dan penulisan, dapat menyelesaikan sebuah tulisan sejarah berupa skripsi berjudul Kerajinan Motif Kerawang Gayo Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah dalam skripsi ini merupakan suatu kebahagiaan sejati dan anugerah terbaik bagi penulis. Diajukan oleh penulis untuk mendapatkan gelar Program Penelitian di Fakultas Sejarah Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tesis ini memiliki banyak kekurangan dan bukan inti dari kebenaran yang utuh. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami meminta minat Anda, dan semoga rahmat Tuhan menyertai Anda. Medan, Juli 2019 Penulis Sari Nauli Sinaga i 7 UCAPAN TERIMA KASIH Motivasi, kritik, saran, dan doa kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mengambil kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan sangat mempengaruhi penyelesaian kuliah dan skripsi ini. 1. dr. Buda Agustono, MA, Dekan dan Wakil Dekan I, II dan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, dan Staf Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Terima kasih, Dokter. Edi Sumarno, Hum., Direktur Program Studi Sejarah, Departemen Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sumatera Utara, dan Ny. Dra. Nina Karina, Sekretaris Program Studi Ilmu Sejarah yang telah membantu memfasilitasi penulisan artikel ini. 3. Terima kasih Dokter. Lila Pelita Hati, Pembimbing Disertasi. Jasa dan bantuan beliau tidak akan pernah saya lupakan, dan atas kesabaran beliau dalam membimbing penyelesaian skripsi ini saya ucapkan terima kasih. 4. Terima kasih Dokter. Nurhabsya, pembimbing penulis yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. 5. Terima kasih kepada seluruh pengajar dan rekan-rekan di Program Studi Ilmu Sejarah yang telah berbagi ilmunya kepada penulis. Epaper Andalas Edisi Senin 04 Juni 2018 By Media Andalas Pengetahuan, pengalaman, dan wawasan selama penulis menjadi mahasiswa, baik di dalam maupun di sekitar perkuliahan kedelapan. Tak lupa juga kepada staf administrasi program sarjana sejarah Bang Ampera Wira yang banyak membantu penulis selama kuliah. 6. Terima kasih khusus kepada BPS Aceh, Arsip Daerah Aceh Tengah, Dinas Perindustrian dan Pertambangan Aceh Tengah, Kantor Khamat, BAPEDA Aceh Tengah dan Dewan Adat Gayo. 7. Terima kasih kepada semua sumber yang telah memberikan informasi kepada penulis. 8. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak kami tercinta, Esron Sinaga, dan ibu kami tercinta, Jusniar Pasarib, atas dukungannya yang istimewa baik secara materi maupun doa. Saya memberikan semua cinta, kasih sayang, cinta dan pengorbanan saya kepada penulis. 9. Terima kasih kepada saudara-saudaraku Herianto Jackson Cinaga, Miranda Cinaga, dan Roduma Cinaga yang mendoakan dan mencintai penulis. Percayakan pada penulisnya agar kamu bisa bahagia nantinya. 10. Terima kasih kepada Zappadi Naivaho yang selalu dan selalu mendukung dan mendoakan penulis di sisiku. 11. Sekelompok kecil penulis yang telah setia bersama melalui doa dan perjuangan satu sama lain selama 4 tahun SERAF Hokkop P Sianipar, Ellis R Siregar, Adik rohani penulis Susiniaty Situmeang, iii 9 Tuti Gunawati dan menjadi konselor dan saling menyayangi seperti kakak adik. 12. Terima kasih Popparan opung Jekson Sinaga atas dukungan dan doanya. 13. Terima kasih kepada adik-adikku tersayang di ami, Ina, Awan, Anan, Aceh Tengah dan para penulis Hera, Desi Ulvia dan Diana atas dukungan dan doanya untuk penulis. 14. Terima kasih kepada Nova Shinta Sitorus, adikku dan sepupu dekat kos yang selalu mendukung dan mendoakanmu. 15. Terima kasih kepada salah satu sahabat perjuangan penulis yaitu Najwa, Desi Debora, Dina Septi, Rini Afsari, Yulizah Permadani, Siska Andini, Novita Siagian, Ida Defi, David Sirait, Hannah Usmalina, Diana Silalahi ki. Mereka selalu memotivasi penulis. 16. Terima kasih kepada Yayasan Karya Salemba Empat dan para donatur yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama tiga tahun. 17. Terima kasih kepada saudara-saudara Himpunan KSE Universitas Sumatera Utara yang tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung penulis. 18. Terima kasih kepada teman-teman penulis UKM USU UP FIB KMK yang selalu memotivasi dan mendoakan kalian. 19. Terima kasih kepada teman-teman perjuangan Jurusan Sejarah tahun 2015 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. iv 10 20. Terima kasih kepada semua pelanggan yang namanya tidak bisa penulis sebutkan secara spesifik yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu saya dalam penyusunan skripsi ini. Medan, Agustus 2019 oleh Sari Nauli Sinaga oleh v 11 PDFnew window Abstrak Makalah ini mengkaji karya kerajinan motif Kerawangyo di Bebesen, Aceh Tengah, yang dapat diklasifikasikan menurut sejarah budaya. Tembang kerawang merupakan hasil seni masyarakat tembang berupa patung yang dibordir. Perubahan ini berasal dari persepsi penyanyi terhadap potongan kain. Permasalahan dari tulisan ini adalah bagaimana status kerajinan motif lagu Krawang di Bebesen sebelum tahun 1989, bagaimana latar belakang kerajinan motif lagu Krawang di daerah Bebesen pada tahun 1989, dan bagaimanakah kerajinan motif lagu Krawang di daerah Bebesen pada tahun 1989? Apa mekanisme kerajinan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan keadaan kriya dengan motif Gerangga. Lagu daerah Bebesen sebelum tahun 1989, penjelasan latar belakang kerajinan motif lagu Kerawang tahun 1989, penjelasan mekanika kerajinan motif kerawang dari daerah Bebesen tahun 1989. sumber-sumber yang terkait dengan penelitian, kritik penilaian terhadap data yang diperoleh; menemukan kebenaran melalui kritik internal dan eksternal, interpretasi penafsiran atau analisis sejarah melalui sumber-sumber yang ada, dan historiografi karya. Daftar sejarah dalam bentuk tesis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah lagu Krawang sudah ada sejak nenek moyang keluarga gayo, dan lagu Krawang awalnya digunakan untuk menghiasi koleksi lagu daerah yang disebut Umah Pitu Ruang. Lagu Krawanga dibuat oleh laki-laki, pada dasarnya ada lima motif dalam lagu Krawanga dan motif tersebut berkembang menjadi motif baru. Industri tradisional Gayo Garawang juga dibuka oleh penyanyi setelah dimulainya pendidikan pembuatan lagu Gerawang. Latihan ini dilakukan karena kepedulian pemerintah terhadap keberadaan Geranggayo. Hingga saat ini Kerawang Gaya sudah dikenal banyak orang dan mengalami modifikasi dan inovasi produk seperti tas, sepatu dan topi. Namun dinamisme industri tradisional Kerawangay mulai terpantau setelah penutupan industri tradisional selama bertahun-tahun akibat sengketa Gerakan Aceh Merdeka GAM. Kata kunci Motif, Kerawang Gayo, Kecamatan Bevesen. Anda Lia Rahmawati Azmi, 150401064, Fdk, Kpi, 081273374703 12 Daftar Isi Pendahuluan… I Ucapan Terima Kasih… II Rangkuman… VI Daftar Isi… VII Daftar Tabel… XI Bagian I Pendahuluan Perumusan Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Kajian Metode Penelitian Literatur… 8 BAB II Kondisi Produksi Ikon Gayo 1 Tahun Yang Lalu Letak Geografis Kondisi Demografi Asal Usul Pola Raja Raja Musik Ciri Ciri Raja Raja Industri Musik Alat Penghasil Raja Raja Pola musik vii 13 BAB III Daerah ACEH TENGAH Latar Belakang Keberadaan Kerajinan Motif Kayokerawang di Bevesen Alasan Keberadaan Kerajinan Motif Kayokerawang Epidemiologi 51. Motif Kerajinan Lagu Kerawang Pengrajin dan Pemilik Industri Tradisional Transmisi Lagu Kerawang Fungsi dan Kualitas Motif Lagu Kerawang Baru BAB V Kesimpulan Kesimpulan Daftar Referensi yang Disarankan Daftar Lampiran Daftar Penyumbang Informasi……X viii Tabel 14 Daftar Tabel 1 Daftar Desa di Kecamatan Bevesen Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Daftar Jumlah Penduduk Setiap Desa di Kecamatan Bevesen Total Daftar Jumlah Penduduk Setiap desa di Kecamatan Bevesen Setiap Kecamatan Bevesen Penduduk desa Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar industri lagu tradisional Krawang masing-masing Desa Kecamatan Bevesen Tiap Desa Kecamatan Bevesen Distrik Bevesen ix Tiap Desa Daftar Industri Tradisional di Krawang Gayo 15 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Dalam antropologi, konsep kebudayaan adalah keseluruhan sistem pemikiran, tindakan dan hasil karya manusia dalam kerangka kehidupan sosial yang dimiliki manusia melalui pembelajaran. Dalam budaya Sansekerta, buddayah adalah jamak dan buddhi berarti pikiran atau akal. Budaya memiliki dua dimensi bentuk dan isi. Ada tiga bentuk budaya. Yang pertama budaya sebagai kompleks ide, gagasan, nilai dan norma, yang kedua budaya sebagai kompleks aktivitas manusia, pola aktivitas manusia dalam masyarakat, dan yang ketiga bentuk budaya adalah benda. objek buatan. Di sisi lain, muatan budaya disebut juga unsur budaya universal. Tujuh unsur budaya universal adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, fasilitas hidup dan sistem teknologi, sistem kehidupan, sistem religi, Waspada, Jumat 20 Mei 2016 By Harian Waspada Makanan khas indonesia yang unik, makanan khas suku gayo, makanan khas unik, oleh oleh unik khas bali, makanan khas sunda yang unik, makanan khas gayo, makanan unik khas indonesia, masakan khas gayo, makanan khas daerah yang unik, makanan unik khas surabaya, makanan khas yang unik, makanan khas gayo lues
KerawangGayo merupakan salah satu hasil kebudayaan dari masyarakat Gayo. Secara umum, masyarakat Gayo khususnya dan Aceh umumnya menyebut kerawang Gayo sebagai kain tradisional khas suku Gayo. Kerawang Gayo sendiri hadir di tengah-tengah masyarakat Gayo untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Motif dan warnanya memiliki makna tersendiri dan menjadi falsafah hidup masyarakat.
Contoh soal ulangan terbaru UTS Seni Budaya Keterampilan SBK Semester 2 Kelas 6 SD/MI Tahun Ajaran 2017/2018. Sumber materi soal ulangan sesuai dengan kisi-kisi, kurikulum 2013 K13 dan buku paket dan berkas lembar soal ulangan tengah semester genap. Soal Ulangan UTS SBK Kelas 6 Semester 2 Dibawah ini adalah 35 soal latihan UTS mata pelajaran SBK/SBdP sebagai bahan acuan persiapan menghadapi ulangan semester 2/genap dan bisa di download. I. Berilah tanda silang X pada jawaban yang tepat! 1. Jenis tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat jelata disebut tari........ a. klasik b. rakyat c. modern d. kreasi baru 2. Motif gambar yang dibuat dengan pola teratur dan digunakan sebagai hiasan disebut......... a. motif hias b. relief c. patron d. disain 3. Alat musik kecapi dimainkan dengan cara...... a. ditiup b. digesek c. dipetik d. digoyang 4. Sebelum adanya bahan baku kain, nenek moyang kita membuat motif hias pada......... a. tembok b. tubuh dan kulit kayu c. tempurung kelapa d. batu cadas 5. Dibawah ini adalah salah satu jenis alat musik petik, yaitu....... a. gong b. bonang c. siter d. simbal 6. Jenis batik Jawa motif garis-garis disebut motif......... a. abstrak b. lurik c. truntum d. jumputan 7. Salah satu ciri khas motif sulaman kasab timbul yaitu......... a. disulam dari benang jahit warna-warni b. sulaman disusun secara teratur dan berulang-ulang c. bagian dalam motif sulaman diisi potongan karton d. motif sulaman berupa motif geometris 8. Nama lagu yang isi syairnya menggambarkan suasana pantai adalah....... a. anging mamiri b. bubuy bulan c. apuse d. praon 9. Ciri khas dari motif poleng terdapat pada makna simboliknya. Motif kotak-kotak hitam dan putih secara berselang-seling mengandung makna......... a. baik dan buruk b. hambar dan asin c. laki-laki dan perempuan d. api dan air 10. Jenis gambar ilustrasi disebut juga gambar......... a. cerita b. dekorasi c. drama d. Karikatur 11. Nama alat lukis untuk menggambar yang tidak memerlukan pengencer yaitu......... a. cat poster b. cat air c. konte d. tinta 12. Dalam menggambar ilustrasi suasana alam sekitar, bingkai pemandang memiliki fungsi untuk...... a. memilih sudut pandang suasana alam yang paling menarik b. membidik gambar suasana alam dalam bentuk foto c. membuat sketsa kasar suasana alam yang diamati d. membingkai gambar suasana alam yang telah dibuat 13. Jenis alat musik yang dinamakan Sampek berasal dari daerah..... a. Jawa Barat b. Jawa Tengah c. Kalimantan d. Papua 14. Nama gendang yang terdapat di Papua, Kalimantan Tengah, dan Maluku disebut Gendang........ a. Jawa b. tifa c. melayu d. karo 15. Jensi musik Thek-Thek atau Kentungan berasal dari provinsi......... a. Jawa Barat b. Jawa Timur c. Jawa Tengah d. Papua 16. Nama tangga nada yang digunakan dalam lagu ”Soleram” yaitu........ a. diatonik mayor b. diatonik minor c. pentatonik d. septatonik 17. Nama lagu yang isi syairnya menggambarkan kegagahan burung garuda dan yang menjadi lambang negara kita yaitu lagu......... a. Manuk Dadali b. Apuse c. Gundhul Pacul d. Soleram 18. Jenis musik Thek-Thek atau Kentungan dimainkan oleh............orang. a. 20 sampai 30 b. 20 sampai 40 c. 30 sampai 40 d. 30 sampai 50 19. Pola garis-garis di lantai yang dibentuk oleh formasi penari disebut........ a. properti b. pola lantai c. pola tari d. ekspresi 20. Bentuk pola lantai dalam karya seni tari harus disesuaikan dengan....... a. jumlah penari, gerak tari, dan tempat pertunjukan b. busana, tata rias, dan panggung c. panggung, properti, dan tata rias d. tata lampu, busana, dan gerak 21. Seni tari Kuda Gepang Putri berasal dari daerah....... a. Sumatra Selatan b. Kalimantan Selatan c. NTB d. Maluku 22. Seorang Koreografer dapat menunjukkan kemampuannya dalam mencipta karya tari melalui........ a. pergelaran b. wawasan c. apresiasi d. ekspresi 23. Dalam Tari Kuda Kepang diperagakan secara....... a. berpasangan b. duet c. berkelompok d. perseorangan 24. Nama tarian yang berasal dari daerah Surakarta yaitu tari....... a. Lengger b. Srimpi c. Jaipongan d. Remo 25. Nama musik gambang kromong berasal dari daerah...... a. bali b. Madura c. Jakarta d. lampung Soal UTS SBK Kelas 6 Semester 2 II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan benar! Alat musik Pianika termasuk kategori alat musik........ Ciri khas unik dari Sulaman Gayo........ Jenis alat musik seperti biola dimainkan dengan cara........ Kain poleng Bali memiliki fungsi untuk........ Lagu yang berjudul Cening putri ayu berasal dari daerah....... Nama alat musik Sampe berasal dari daerah........ Pada motif hias meander memiliki bentuk........ Sebuah gambar yang berfungsi untuk menerangkan teks atau cerita agar lebih mudah dipahami disebut gambar........ Sebutkan 2 contoh jenis alat musik yang dimainkan dengan cara digoyang adalah........ Suatu rangkaian nada-nada yang bergerak naik turun disebut........ Download Soal SBK Kelas 6 Semester 2 Ikuti terus blog Zona Soal ini agar kalian mendapatkan rangkuman materi pelajaran dan kumpulan contoh soal-soal latihan seperti soal Ulangan Tengah Semester UTS, soal Ulangan Akhir Semester UAS, soal Ulangan Kenaikan Kelas UKK, Ulangan Bersama atau Ujian Nasional UN untuk SD, MI, SMP, SMA, SMK maupun MTs yang telah disesuaikan dengan kisi-kisi tahun ajaran terbaru. Demikian contoh latihan soal UTS Mata pelajaran Seni Budaya Keterampian SBK, Seni Budaya dan Prakarya SBdP Semester 2 untuk Sekolah Dasar kelas 6 dan MI. Semoga bermanfaat, selamat belajar dan SUKSES.
Lihatfoto. Budaya, Ciri Khas dan Keunikan Makassar (unsplash/arief hidayat) Banyak budaya dan keunikan dari masyarakat Makassar, dari sisi keseharian. Maupun dalam aspek kehidupan global yang menyeluruh. Jika dilihat dari konsep hidup dari orang Makassar, ada beberapa poin yang sangat mereka junjung tinggi dalam kehidupan sehari -- hari.
Satu diantaranya adalah Kerawang Gayo atau upuh ulen-ulen sebagai busana adat suku gayo yang biasanya dipakai saat melangsungkan resepsi pernikahan dan tarian adat. - Masyarakat gayo memiliki berbagai adat dan budaya yang sangat bervariasi mulai dari upacara tradisional, seni, budaya dan kerajinan yang diwariskan secara turun-temurun. Satu diantaranya adalah Kerawang Gayo atau upuh ulen-ulen sebagai busana adat suku gayo yang biasanya dipakai saat melangsungkan resepsi pernikahan dan tarian adat. Kerawang Gayo adalah hasil karya masyarakat suku gayo dari Provinsi Aceh Tengah yang menuangkan isi terawangnya kedalam kain dengan cara menjahit dengan sistem bordir. Baca juga Kisah Sukses Dona Destia, Desainer Kerawang Gayo yang Memulai Karir dari Seorang Pelukis Hasil dari motif-motif ukir pada kerawang terdapat pada kain khas aceh, rumah adat, anyaman, gerabah dan hiasan lainnya. Kerawang Gayo merupakan salah satu warisan budaya yang menyimpan banyak pesan moral, petuah dan amanah leluhur untuk generasi penerus. Dikutip dari Buku "Kerawang Gayo" Mengungkap Makna, Ragam, dan Filosofi Motif Gayo, pada Sabtu 10/9/2022 istilah Kerawang Gayo yang digabungkan dalam kata "ker" dan "rawang" adalah wujud spontanitas dari bayangan fenomena alam semesta. Baca juga Siswa SMKN 2 Blangkejeren Kembangkan Keterampilan Menjahit Kerawang Gayo Kata "ker" dalam bahasa Gayo berartikan daya pikir, rancangan yang abstrak menjadi spontan, kata "rawang" berarti bayangan fenomena alam. Saat ini banyak desainer lokal dan nasional memanfaatkan motif gayo untuk memperindah kain produksinya yang digunakan untuk berbagai macam hiasan. Seperti pada kain sarung, baju, selendang,celana dan hiasan lainnya. Berbicara tentang budaya Kerawang Gayo, terdapat asal muasal 13 makna motif Kerawang Gayo yang khas setiap warna dan memiliki banyak corak atau motif didalamya. Calon pengantin menggunakan kain Kerawang Gayo pada malam beguru. AZZAHRA Namun seiring perkembangan zaman, motif Kerawang Gayo mulai berkembang lebih banyak dari lima hingga 13 motif. Berikut beberapa makna dari motif-motif kerawang gayo yang dilansir dari Inilah 13 motif, filosofi dan makna Kerawang Gayo dalam kain adat "Upuh Ulen-Ulen" sebagai berikut
- Пፍስ фጧξιчት π
- Инт σащθլу θζፆну
- Γኚха ցኚնևдኛжу
- Еψиφኙξጡшо ζե дቨчу
- ሕዑ ιгекр շቡкиζոфучи ատенխշጨየа
Jeniskupu-kupu dengan ciri khas unik yang kedua adalah The Glasswing Butterfly. Ketika Anda melihat jenis kupu-kupu ini, Anda akan terkesima dengan keunikan yang dimilikinya. Hal ini karena sayap pada kupu-kupu ini tempus pandang. Dengan tulang-tulang sayap yang menghiasi sayap tembus pandang tersebut, menambah keunikan mereka.
Baju Adat Aceh – Salah satu warisan budaya yang harus terus dilestarikan dan dijaga agar generasi yang akan datang tetap bisa menikmatinya adalah pakaian tradisional. Contoh pakaian adat atau pakaian tradisional di Indonesia adalah pakaian adat aceh. Baca Juga 34 Nama Provinsi di Indonesia dan Ibukotanya Apabila dieksplorasi dengan baik, ada banyak nilai yang terkandung dalam pakaian tradisional Aceh. Nama pakaian tradisional Aceh memang berbeda dengan nama pakaian tradisional dari daerah lain. Nama yang ada menggunakan bahasa lokal sebagai karakteristik. Hampir setiap program mengharuskan orang Aceh mengenakan pakaian tradisional mereka, mulai dari pesta khitanan, pesta pernikahan hingga acara kenegaraan. Selain nama dan bahan pakaian tradisional Aceh, warna juga menjadi ciri khas yang menarik dimana perpaduan antara warna yang satu dengan yang lain menjadikan Aceh unik dalam menghadirkan budaya yang dimilikinya. Ada beberapa jenis pakaian adat aceh baik itu pakaian adat aceh modern, baju adat aceh laki-laki, baju adat aceh perempuan/wanita dan juga baju adat aceh anak-anak. Nama pakaian adat Aceh dikenal dengan nama pakaian Ulee Balang. Uniknya, warga Aceh ternyata setiap baju yang dikenakan akan mudah dikenal, mereka berasal dari keluarga mana dan seperti apa. Hal tersebut disebabkan karena setiap baju adat Aceh ada tingkatannya sendiri. Untuk baju Aceh Ulee baling biasanya akan dikenakan oleh keluarga raja dan para ulama-ulama. Baju adat Aceh sering dikenakan oleh pejabat kerajaan dibandingkan dengan orang biasa. Pakaian adat Aceh yang bisa menjadi simbol perbedaan kasta dan status sosial akibat dari peristiwa masa lampau. Dimana pada pakaian Ulee baling hanya diperuntukkan untuk para raja beserta keluarganya sedangkan Ulee Baling hanya diperuntukkan untuk Cut dan para ulama. Kemudian patut-patut pejabat negara, pakaian untuk tokoh cerdik juga pandai. Terakhir, rakyat jelata atau rakyat biasa. Pakaian Adat Aceh Laki-Laki Ada beberapa pakaian adat aceh laki-laki, diantaranya yaitu Linto Baro Linto Baro adalah salah satu pakaian tradisional Orang Aceh yang dikenakan oleh pria dewasa. Biasanya pakaian ini digunakan dalam beberapa upacara adat Aceh. Dalam pernikahan Adat Aceh, Linto Baru dikenakan oleh pengantin pria. Sedangkan pada pengantin wanita, memakai Dara Baro. Baca Juga Pluralitas Masyarakat Indonesia Tidak hanya upacara adat, Linto Baro juga dipakai dalam acara-acara pemerintahan. Presiden Joko Widodo pernah mengenakan pakaian ini beserta simbol-simbol Kepresidenan pada saat memimpin upacara memperingati detik-detik Proklamasi RI Upacara Kemerdekaan RI ke-73 di Istana Negara Jakarta, pada tanggal 17 Agustus 2018. Budaya Islam terlihat jelas mempengaruhi desain Linto Baro. Diperkirakan pakaian tersebut dikenal sejak zaman Kerajaan Perlak dan Samudra Pasai. Linto Baro terdiri dari beberapa bagian yaitu Penutup kepala, Baju Meukesah, dan Celana Sileuweu, serta tidak lupa diselipkan di pinggang senjata tradisional Aceh, yaitu Siwah atau Rencong. Taloe Jeuem Taloe Jeuem adalah seuntai tali jam yang terbuat dari perak sepuh emas, yang terdiri dari rangkaian cincin-cincin kecil berbentuk rantai dengan hiasan bentuk ikan dua buah dan satu kunci. Pada kedua ujung rantai terdapat kait berbentuk angka delapan. Tali jam ini digunakan sebagai pelengkap pakaian adat laki-laki yang disangkutkan di baju. Pakaian Adat Aceh Perempuan Ada beberapa baju adat aceh perempuan, diantaranya Daro Baro Daro Baro adalah salah satu pakaian tradisional untuk pakaian pengantin wanita di Aceh. Apabila pakaian pengantin pria cenderung berwarna gelap, maka pakaian tradisional untuk pengganti wanita yang cenderung memiliki warna lebih cerah. Masih menampilkan kesan Islami, pilihan warna yang biasanya digunakan untuk pakaian pengantin adalah merah, kuning, ungu atau hijau. Pakaian tradisional Aceh untuk pengantin wanita terdiri dari kurung, celana ketat musang, tutup kepala dan perhiasan lainnya. Baca Juga Negara Asia Tenggara ASEAN Baju Kurung Dari bentuknya, baju kurung merupakan gabungan dari kebudayaan Melayu, Arab dan China. Baju kurung berbentuk longgar dengan lengan panjang yang menutupi lekuk tubuh wanita. Baju kurung ini juga menutupi bagian pinggul yang merupakan aurat. Pada jaman dahulu baju kurung dibuat menggunakan tenunan benang sutra. Baju kurung memiliki kerah pada bagian leher dan bagian depannya terdapat boh dokma. Pada bagian pinggang dililitkan kain songket khas Aceh atau yang biasa disebut dengan Ija Krong Sungket. Kain ini menutupi pinggul dan baju bagian bawah yang diikat menggunakan tali pinggang yang dibuat dari emas maupun perak. Tali pinggang tersebut dikenal dengan nama taloe ki ieng patah sikureueng yang memiliki arti tali pinggang patah sembilan. Celana Cekak Musang Celana ketat musang atau biasa disebut celana sileuweu adalah celana dari pakaian tradisional Aceh yang dapat digunakan baik Linto Baro dan Daro Baro. Celana ini memiliki balutan sarung tangan sebagai hiasan di sepanjang latut. Celana ini umumnya digunakan oleh wanita Aceh selama pertunjukan tari saman. Baca Juga Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia Keureusang Kerongsang /Bros Keureusang Kerongsang/Bros adalah perhiasan yang memiliki ukuran panjang 10 cm dan lebar 7,5 cm yang biasanya disematkan di baju wanita seperti bros yang terbuat dari emas bertatahkan intan dan berlian. Bentuk keseluruhannya seperti hati yang dihiasi dengan permata intan dan berlian sejumlah 102 butir. Keureusang digunakan sebagai penyemat baju seperti peneti dibagian dada. Perhiasan ini merupakan barang mewah dan yang memakainya adalah orang-orang tertentu saja sebagai perhiasan pakaian harian. Patam Dhoe Patam Dhoe adalah salah satu perhiasan dahi wanita Aceh. Biasanya dibuat dari emas ataupun dari perak yang disepuh emas dengan yang bentuk seperti mahkota. Patam Dhoe terbuat dari emas atau perak yang disepuh. Patam Dhoe terbagi menjadi tiga bagian yang satu sama lainnya dihubungkan dengan engsel. Pada bagian tengah terdapat ukuran kaligrafi dengan tulisan Allah dan di tengahnya terdapat tulisan Muhammad, motif ini disebut Bungong Kalimah yang dilingkari ukiran bermotif bulatan-bulatan kecil dan bunga. Simplah Simplah adalah suatu perhiasan dada untuk wanita yang terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari 24 buah lempengan segi enam dan dua buah lempengan segi delapan. Setiap lempengan dihiasi dengan ukiran motif bunga dan daun serta permata merah di bagian tengah. Lempengan-lempengan tersebut dihubungkan dengan dua untai rantai. Simplah memiliki ukuran panjang sekitar 51 cm dan lebar sebesar 51 cm. Baca Juga Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia Subang Aceh Subang Aceh merupakan perhiasan yang memiliki diameter sekitar 6 cm dengan bentuk seperti bunga matahari yang ujung kelopaknya runcing-runcing. Sepasang Subang yang terbuat dari emas dan permata. Bagian atas berupa lempengan yang berbentuk bunga matahari yang disebut “Sigeudo Subang”. Subang ini disebut juga subang bungong mata uro. Pakaian Adat Aceh Modern Baju Meukasah Meukasah adalah pakaian adat Aceh berupa baju yang ditenun menggunakan benang sutra. Biasanya baju Meukasah berwarna hitam, hal tersebut dikarenakan masyarakat Aceh mempercayai bahwa warna hitam adalah lambang kebesaran. Baju Meukasah ini tertutup pada bagian kerah dan terdapat sulaman yang dijahit menggunakan benang emas yang terlihat seperti kerah cina. Secara historis, hal tersebut terjadi karena perpaduan antara budaya Aceh dan China yang dibawa oleh para pedagang yang melintas. Sileuweu Sileuweu atau Cekak Musang adalah celana panjang berwarna hitam yang digunakan oleh laki-laki Aceh. Celana sileuweu terbuat dari kain katun yang ditenun dan melebar pada bagian bawahnya. Pada bagian tersebut diberi hiasan sulaman yang terbuat dari benang emas dengan pola yang indah. Baca Juga Sungai Terbesar Di Indonesia Dalam penggunaannya celana sileuweu dilengkapi dengan kain sarung songket yang dibuat dari sutra dan diikatkan di pinggang. Kain sarung tersebut dikenal dengan sebutan Ija Lamgugap, Ija krong atau Ija Sangket yang memiliki panjang di atas lutut. Celana cekak musang atau sileuweu diikatkan ke pinggang, batas panjang lutut terbatas sekitar 10 cm di atas lutut. Rencong Rencong adalah senjata tradisional Aceh dan sebagai simbol identitas ketahanan, dan keberanian rakyat Aceh. Biasanya rencong digunakan sebagai hiasan pelengkap pakaian adat terselip dilipatan sarung di pinggang dengan pegangan rencong akan menonjol keluar seperti keris dari Jawa. Rencong memiliki tingkat, terutama untuk Sultan, rencong terbuat dari emas dan kutipan berukir dari ayat-ayat Alquran. Untuk rencong biasa umumnya terbuat dari kuningan, perak, besi putih, gading, dan kayu. Rencong menggantikan simbol Bismillah dalam Islam. Meukeotop Meukotop adalah penutup kepala khas Aceh yang digunakan sebagai penutup kepala laki-laki untuk pakaian tradisional Aceh. Kopiah meukotop memiliki dekorasi berbentuk oval dan dilengkapi dengan bungkus berbentuk bintang segi delapan yang terbuat dari kain sutra tenun yang terbuat dari emas. Kopiah Meukotop memiliki makna filosofis dan estetika yang direpresentasikan dalam lima warna, yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Warna merah berarti kepahlawanan, warna kuning berarti negara atau kekaisaran, warna hijau memiliki makna yaitu agama Islam, warna hitam berarti ketegasan dan stabilitas, yang terakhir adalah putih yang berarti kemurnian dan ketulusan. Selain warna, setiap bagian dalam meukotop kublik memiliki empat bagian, yang masing-masing memiliki makna. Bagian pertama memiliki makna hukum, bagian kedua memiliki makna adat, bagian ketiga memiliki makna kanun, dan bagian terakhir memiliki makna keempat reusam. Secara umum, kopiah meukotop sama dalam bentuk dan motif, perbedaannya hanya pada warna kain songket yang membungkus lingkaran kopiah, biasanya disesuaikan dengan warna kain songeket yang ditemukan pada pakaian tradisional. Baca Juga Sarekat Islam SI Pakaian Adat Aceh Gayo Suku Aceh Gayo adalah sub suku yang mendiami kabupaten Aceh Tengah. Berbeda dengan Linto Baro dan Daro Baro dari Aceh Barat, untuk pakaian adat laki-laki Aceh Gayo disebut dengan Aman Mayok sedangkan untuk pakaian adat perempuan Aceh Gayo disebut Ineun Mayok. Aman Mayok Untuk Aman Mayok, pengantin pria menggunakan Bulang Pengkah, juga berfungsi sebagai tempat untuk menyunting. Selain Bulang Pengkah, digunakan kemeja putih, celana, beberapa gelang di lengan, cincin, balok, rante genit, sarung, dan ponok sejenis keris Unsur lain yang digunakan diantaranya sanggul sempol gampang, sempol gampang bulet yang digunakan saat akat nikah dan sempol gampang kenang digunakan selama sepuluh hari setelah akad pernikahan diadakan. Ineun Mayak Untuk Ineun Mayok, pengantin wanita menggenakan kemeja, ikat pinggang ketawak dan sarung pawak. Untuk perhiasan, mahkota yang digunakan diantaranya mahkota sunting, cemara, sanggul sempol gampang, lelayang, ilung-ilung, subang ilang dan anting-anting gener, yang semuanya digunakan sebagai hiasan kepala. Untuk bagian leher, tergantung pada kalung tanggal, apakah itu terbuat dari perak atau uang perak tanggang birah-mani dan uang perak tanggang ringgit juga belgong sejenis manik-manik. Untuk kedua lengan hingga ujung jari dihiasi dengan berbagai jenis gelang, seperti topong, gelang giok, gelang puntu, gelang bulet, gelang berapit, dan gelang beramur serta berbagai jenis cincin seperti sensim belam keramil, sensim patah, sensim genta, sensim kul, sensim belilit dan sensim keselan. Pada bagian pinggang, tidak hanya ada ikat pinggang, tapi juga menggunakan rantai genit rante untuk pergelangan kaki yang digunakan sebagai gelang kaki. Upuh uluh-ulen selendang dengan ukuran yang sebagian besar lebar merupakan elemen pakaian yang tidak kalah penting. Baca Juga Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Pakaian Adat Aceh Anak Pakaian adat Aceh anak hampir sama dengan pakaian yang dikenakan orang dewasa mulai dari bentuk, bahan dsn juga cara pemakaiannya. Baju anak pada anak laki-laki memiliki warna yang juga sama dengan pakaian adat pria dewasa yaitu hitam dan dibalut sarung hingga lutut dengan mengenakan ikat pinggang dan penutup kepalanya juga sama seperti penutup kepala adat Aceh kebanyakan. Sedangkan baju anak wanita juga hampir sama dengan pakaian adat wanita dewasa. Demikian artikel pembahasan tentang pakaian adat aceh atau baju adat aceh. Semoga bermanfaat
Busanaadat perkawinan Gayo, mengetengahkan kekayaan teknik sulaman benang warna putih, merah, kuning dan hijau. Pakaian pria dikenal dengan sebutan baju Aman mayak, pakaian wanita disebut Ineun mayak. Pengantin pria mengenakan bulang pengkah, yang sekaligus berfungsi tempat menancapkan sunting. Unsur lain adalah baju putih, tangang, untaian
. gb7e8s73of.pages.dev/346gb7e8s73of.pages.dev/627gb7e8s73of.pages.dev/982gb7e8s73of.pages.dev/988gb7e8s73of.pages.dev/683gb7e8s73of.pages.dev/219gb7e8s73of.pages.dev/803gb7e8s73of.pages.dev/839gb7e8s73of.pages.dev/587gb7e8s73of.pages.dev/535gb7e8s73of.pages.dev/12gb7e8s73of.pages.dev/234gb7e8s73of.pages.dev/629gb7e8s73of.pages.dev/424gb7e8s73of.pages.dev/865
ciri khas unik dari sulaman gayo